Hanya ingin berkata ini untuk malam ini Selasa, 10 Desember 2013
"wanita yang hebat itu, yang menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dengan mencarikan ayah yang tepat untuk untuknya kelak"
untuk seseorang yang entah siapa dia, dimana dia saat ini...:)
Purwokerto, minggu-minggu akhir tahun 2013
Semoga 2014 semuanya terwujud ya Allah, Aamiin...
Kuatin doa, bersihkan hati dan luruskan tujuan
Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggamanNya...bi idznillah...Hanya mencoba merangkum semua hal yang terlihat, terdengar dan terasa agar menjadi sebuah cerita kehidupan seorang saya, makhluk lemah yang sering salah dan lupa^^
Sekilas tentang Saya

- The Small Tanpopo
- saya hanya seorang anak manusia yang sedang belajar memaknai kehidupan dengan semua permasalahan di dalamnya tentunya semua hanya untuk Rabbul Izzati Allah...
Selasa, 10 Desember 2013
Kamis, 21 November 2013
Oleh-oleh ayah..*part 1*
Bismillah...
tanggal 2 nov kemarin ayah pulang ke rumah..yeay yeay yeay alhmdulillah...
dan beliau banyak sekali memberi pelajarn pada kami anggota keluarga yang lain, mari cekidot cerita ayah...
1. NUMERO UNO is wanita adalah ujian terberat lelaki
MAKJLEB ya....
ayah berangkat memang sendiri ke rumah Allah, dan ya ayah dengan sikap nekat dan beraninya itu membuat ibu-ibu *baik janda ataupun yang sudah punya suami* banyak yang mendekat, ayah itu selalu disamper ibu-ibu untuk menemani thawaf, memegang rukun yamani, hijr ismail dll yg mmg butuh keberanian untuk bisa menyentuhnya karena kondisi disana banyak orang asing yang badannya besar-besar sekali, tapi ayah hemmm he is the best man dahh, ayah merasa ujian terberatnya adalah wanita. dan itu berlangsung mulai dari ayah kuliah sampai ayah ditinggal ibu terus sampai sekarang, padahal ayah kan sudah punya istri. hemmm heran SEBEGITU MEMPESONA NYA KAH AYAHKU? hahaha.... eh udah pulang haji tetep ajah ada ibu-ibu iseng nanya pak saya mau tanya tukang pijit disana dimana ya? hwaaat helloooowww kenapa tanyanya sama ayah, emang ga punya temen cewe apah tuh ibu-ibu, alhamdulillah ayah termasuk orang yang setia walaupun peluang untuk selingkuh itu besar tapi ketakutan ayah terhadap Allah jauh lebih besar, alhasil bersyukur lah ibu dan mimih punya suami kaya ayah. sampai ada temen hajinya ayah ngomong..wah jadi pak saefudin enak ya, dikejar-kejar dan disamperin ibu-ibu terus...emang ga ada niatan poligami pak?...hemmmm etdahhh tuh bapak-bapak ngomong seenaknya banget dah... ayahku kan setia....:)
ayah juga berpesan padaku sebagai anak putriya, kalau ujian terberat lelaki itu adalah wanita bukan harta bukan tahta...maka janganlah menjadi perempuan yang menggoda laki-laki lain yang gak halal, jangan menjadi sarana laki-laki lain untuk masuk ke neraka. laki-laki itu lemah kalau sudah dihadapkan pada wanita itu kalau imannya tidak kuat. maka nanti kakak kalau sudah punya suami menjadi penguat suami kakak, mejadi penyejuk dan penentram jangan membuat suami pusing dengan tuntutan-tuntutan aneh-aneh...OKEHSIP dad ^^insha'a Allah
2. yang kedua ituh AURAT WANITA
ayah itu termasuk orang yang ketat dalam hal mengingatkan kami putrinya terkait auratnya, pernah suatu hari dibonceng ayah naik motor kan pakai rok, terus ayah tanya udah pakai dalaman celana panjang kan ka? kalau belum pakai dulu sana. terus masalah kaus kaki,,,beliau juga ketat tentang kaos kaki, nah ceritanya pas di hotel di mekah...ya kan banyak ibu-ibu yang nyamperin kamar ayah untuk ditemenin thawaf eh tapi ibi-ibu itu ga pakai kaos kaki..hahaha ya jelas ajah ayah ga mau keluar kamar...akhirnya ibu-ibu itu balik lagi kekamarnya untuk memakai kaos kaki, setelah itu ya ayah berceramahlah...kalau perempuan itu seluruh tubuh aurat termasuk kaki, alhasil ibu-ibu itu kalau mau ketemu ayah sekarang sudah rapet pet pet...hahaha. ayah jga berkata jangan jadi wanita yang senantiasa menguji mata laki-laki, dengan tidak berpakaian sesuai syariat. pernah juga ibu-ibu itu ceritanya pakai jilbab model hijabers gitu yang meuni riweuh ngelihatnya dan pakai celana jeans....and u know lah hahaha ayah langsung ceramah donk, lebih tepatnya mengingatkan bahwa tidak sepantasnya seorang muslimah menggunakan pakaian seperti itu untuk keluar kamar.
sentilan sentilun untuk aku juga, bahwa harus hati-hati menjaga aurat sebagai wanita muslimah, tak boleh diperlihatkan kepada mereka yang tak halal...termasuk kaki yooooo.....karena kaki adalah aurat.
tanggal 2 nov kemarin ayah pulang ke rumah..yeay yeay yeay alhmdulillah...
dan beliau banyak sekali memberi pelajarn pada kami anggota keluarga yang lain, mari cekidot cerita ayah...
1. NUMERO UNO is wanita adalah ujian terberat lelaki
MAKJLEB ya....
ayah berangkat memang sendiri ke rumah Allah, dan ya ayah dengan sikap nekat dan beraninya itu membuat ibu-ibu *baik janda ataupun yang sudah punya suami* banyak yang mendekat, ayah itu selalu disamper ibu-ibu untuk menemani thawaf, memegang rukun yamani, hijr ismail dll yg mmg butuh keberanian untuk bisa menyentuhnya karena kondisi disana banyak orang asing yang badannya besar-besar sekali, tapi ayah hemmm he is the best man dahh, ayah merasa ujian terberatnya adalah wanita. dan itu berlangsung mulai dari ayah kuliah sampai ayah ditinggal ibu terus sampai sekarang, padahal ayah kan sudah punya istri. hemmm heran SEBEGITU MEMPESONA NYA KAH AYAHKU? hahaha.... eh udah pulang haji tetep ajah ada ibu-ibu iseng nanya pak saya mau tanya tukang pijit disana dimana ya? hwaaat helloooowww kenapa tanyanya sama ayah, emang ga punya temen cewe apah tuh ibu-ibu, alhamdulillah ayah termasuk orang yang setia walaupun peluang untuk selingkuh itu besar tapi ketakutan ayah terhadap Allah jauh lebih besar, alhasil bersyukur lah ibu dan mimih punya suami kaya ayah. sampai ada temen hajinya ayah ngomong..wah jadi pak saefudin enak ya, dikejar-kejar dan disamperin ibu-ibu terus...emang ga ada niatan poligami pak?...hemmmm etdahhh tuh bapak-bapak ngomong seenaknya banget dah... ayahku kan setia....:)
ayah juga berpesan padaku sebagai anak putriya, kalau ujian terberat lelaki itu adalah wanita bukan harta bukan tahta...maka janganlah menjadi perempuan yang menggoda laki-laki lain yang gak halal, jangan menjadi sarana laki-laki lain untuk masuk ke neraka. laki-laki itu lemah kalau sudah dihadapkan pada wanita itu kalau imannya tidak kuat. maka nanti kakak kalau sudah punya suami menjadi penguat suami kakak, mejadi penyejuk dan penentram jangan membuat suami pusing dengan tuntutan-tuntutan aneh-aneh...OKEHSIP dad ^^insha'a Allah
2. yang kedua ituh AURAT WANITA
ayah itu termasuk orang yang ketat dalam hal mengingatkan kami putrinya terkait auratnya, pernah suatu hari dibonceng ayah naik motor kan pakai rok, terus ayah tanya udah pakai dalaman celana panjang kan ka? kalau belum pakai dulu sana. terus masalah kaus kaki,,,beliau juga ketat tentang kaos kaki, nah ceritanya pas di hotel di mekah...ya kan banyak ibu-ibu yang nyamperin kamar ayah untuk ditemenin thawaf eh tapi ibi-ibu itu ga pakai kaos kaki..hahaha ya jelas ajah ayah ga mau keluar kamar...akhirnya ibu-ibu itu balik lagi kekamarnya untuk memakai kaos kaki, setelah itu ya ayah berceramahlah...kalau perempuan itu seluruh tubuh aurat termasuk kaki, alhasil ibu-ibu itu kalau mau ketemu ayah sekarang sudah rapet pet pet...hahaha. ayah jga berkata jangan jadi wanita yang senantiasa menguji mata laki-laki, dengan tidak berpakaian sesuai syariat. pernah juga ibu-ibu itu ceritanya pakai jilbab model hijabers gitu yang meuni riweuh ngelihatnya dan pakai celana jeans....and u know lah hahaha ayah langsung ceramah donk, lebih tepatnya mengingatkan bahwa tidak sepantasnya seorang muslimah menggunakan pakaian seperti itu untuk keluar kamar.
sentilan sentilun untuk aku juga, bahwa harus hati-hati menjaga aurat sebagai wanita muslimah, tak boleh diperlihatkan kepada mereka yang tak halal...termasuk kaki yooooo.....karena kaki adalah aurat.
to be continue yaa...:)
Semarang, November 2013
Titip Hati PadaNya ^^
Bismillah...
"JODOH ITU BUKAN MENGENAI SIAPA DAN BAGAIMANA PASANGAN KITA KELAK. TAP TENTANG BAGAIMANA KITANYA.ARTINYA, SIAPAPUN NANTI YANG AKAN MENJADI PASANGAN KITA, TERGANTUNG BAGAIMANA KITA MEMPERLAKUKANNYA, BAGAIMANA KITA MENJALANINYA..."
entah mengapa belakangan ini kondisi rumah mulai menghangat dengan tema "NIKAH" "JODOH" "PERKENALAN"...
hanya ingin meluruskan niat,jika kelak sudah saatnya, jika Allah merasa aku sudah siap menyambut hadirnya jingganya cinta,jika sudah tak ada lagi ragu menghampiri maka niatku hanya satu, aku ingin melakukan semuanya sebagai sarana ibadahku, aku ingin dengan bersatunya kami kelak maka kebermanfaatan kami lebh besar untuk kedua belah pihak keluarga besar, untuk kami berdua dan turunan kami kelak, untuk agama kami, dengan bersatunya kami aku berharap cintaku padaMu semakin besar dan cintaku padanya tak mengalahkan cintaku padaMu, aku berharap aku bisa menjadi bidadari dunia akhiratnya, bisa menjadi penentram hatinya, penyejuk jiwanya, bukan menjadi bebannya, aku harap aku bisa menjadi sarananya untuk semakin mendekat padaMu, bukan menjadi pembatas ketaatanNya padaMu Rabb...
Entah siapapun dia, bagaimanapun dia, apa aku pernah mengenalnya sebelumnya atau mungkin sosok yang sangat baru dalam hidupku....semuanya untukku ga penting. Cukup berakhlakul karimah dan bertanggung jawab dunia akhirat. Sholeh itu proses yang penting dia ada tekad kuat untu belajar menjadi lebih baik dan terus menerus mendekat padaMu, membimbing aku menjadi sosok yang lebih baik hingga besama ke surgaMu....
Ayah,entahlah sedikit aneh kali ini wajahnya berseri-seri setiap mimih bercerita tentang sosok laki-laki itu, aku tak mengenalnya, namun aku bisa merasakan ayah....ada sedikit harap padanya.
tiba-tiba aku tanya ayah.."ayah mau punya menantu mas itu?"
"hehehe,ya cukup Allah saja kak yang tahu, ayah ga mau berharap pada manusia, kalau kita berharap pada manusia akhirnya adalah kekecewaan, kalau memang mau,,, minta saja sama Allah, Allah bisa merubah dari yang mungkin menjadi tidak mungkin, dari yang tidak mungkin menjadi mungkin, udah kakak sekarang fokus kuliah saja dulu ya.."jelas ayah panjang lebar.
"iya ayah..."
hemmmmm ada apa dengannya, terasa aneh, beliau yang biasanya paling berwajah masam kalau dikeluarga membahasa jodoh, nikah, taaruf dan kawan-kawannya sekarang malah tertawa dan berseri-seri.
Tak ingin menduga-duga, Toh bener kata ayah, mending fokus saja dulu kelak ketika menurut Allah aku sudah pantas ya pangeran itu akan datang...
masa depan...
antara aku dan dirimu terbentang hijab yang sangat tinggi...
aku tak tah tentangmu
namun kamu tahu tentangku
aku ak pernah iri denganmu,
usahaku hari ini, doaku saat ini
menentukan kondisimu disana...
aku hanya ingin senantiasa bertawakal
tawakal dng sebenar-benarnya tawakal,
hingga tak ada ragu tentang dirimu...
masa depanku...
kini
kutitip cinta ini pada Mu
hati ini..
kelak, kuambil kembal di waktu ridhoMu datang...
Semarang, November 2013
Senin, 11 November 2013
TODAY IS D DAY
11 NOVEMBER 2013,SENIN
MY ROOMATE WEDDING
YEAAAYYY
neng susy....
maaf ya neng tak bisa membersamai salah satu momen penting di hidupmu,
hemm coba dirimu di jawa, akan diusahakan datang deh,,hehe, tapi sudahlah semua sudah tertakdir,
kau disana merangkai mimpi di tanah serambi mekah, dan aku tetap disini setia menjadi gadis jawa *apadeehhh* :P
kemarin, yap 11 november, entah kenapa perasaanku ga tenang banget, dia, susy marnita my special roomate selama di kota hujan menikah..menikahhh,hwaaaaa.... senangnya,dia sudah seperti kakak untukku, orang yang spesial,mengisi hariku selama 3 tahun disana, teman pertama dikota hujan, mengeja waktu, menulis mimpi, menanti takdir, tertawa, sedih, marah, kecewa, hwaaa she is my the best roomate...
ingat sekali awal kita bertemu, momen-momen usilmu, perhatianmu, tanda sayang dan cintamu, sepertinya tiga tahun kita bersama kamu ga pernah sekalipun marah ke aku, yang ada kadang aku yang kesel ke kamu. maaf ya kalau aku masih kekanak-kanakkan, kamu mengajarkan kemandirian, ketegaran, kedewasaan, mengajarkan banyak hal padaku yang saat itu aku baru saja merantau, dengan sabarnya kamu merangkulku dan menguatkanku...hiks neng susy....
ingat juga ketika rasa bersalahku, ketika kau memutuskan untuk berkenalan dekat dengan seorang lelaki karena aku tak cukup perhatian padamu, itu adalah salah satu hal yang paling kusesali dalam hidupku, kenapa bisa seperti itu, aku terlalu sibuk diluar hingga dirimu kurang perhatian dan mencari perhatian dari lelaki lain.,,, maaf... :(
lalu kau putus dengannya dan mulai saat itu kau mulai terbiasa berhubungan dengan lelaki lain, putus-berhubungan lagi...saat itu hanya doa yang bisa kuhaturkan, aku ingin sekali melihatmu segera menikah, karena aku tak ingin kau terbuai dan terlena dengan ikatan dosa itu, aku tak rela neng...sedih rasanya melihat dn mendengar ceritamu dngan para "pacarmu"...tapi aku bisa apa?!
hingga tiba hari kau memberi kabar kau akan menikah,,,dan kau gundah gulana, kau bilang ada suatu keraguan didadamu, apakah kelak pernikahanmu akan langgeng hingga maut memisahkan...apa semua kelak akan baik-baik saja...dan aku hanya menjawab mintalah petunjuk pada Allah, minta ketetapan hati dan keyakinan, sertakan Allah selalu dalam setiap langkahmu neng..maaf hanya itu yang bisa kukatakan...akupun tak tahu, belum bisa memberi masukan lebih karena aku belum melewati momen penting itu.
untukku...
menikah itu bukan sekedar acara akad dan resepsi,
bukan sekedar aku dan kamu kelak hidup bersama
bukan sekedar kau imamku dan aku makmummu
bukan pula kelak aku adalah ibu dari anakmu dan kau adalah ayah dari anakku
bukan bukan itu...
untukku
pernikahan adalah sebuah awal ibadah panjang
ibadah yang kelak semua ditaburi pahala jika kita berpegang pada Al.Qur'an dan sunnah
ibadah terlama sepanjang usia manusia...
ibadah yang sangat membutuhkan kesabaran dan keikhlasan
pernikahan adalah sekolah kehidupan,
kau belum bersekolah sempurna jika kau belum menempuh ibadah ini..
ia adalah penggenap agamammu
ia adalah sunnah rasulmu
ia adalah penentram jiwa, penyejuk hati..
ia adalah peneguhmu kala kau rapuh
penguatmu kala kau lelah dan lemah
ia adalah telaga kautsar yang Allah hadirkan di dunia...
^heleeehhhh ngapa jadi ngalor ngidul begini^
maaf oke lanjutt.... :D
hilangkan keraguanmu terhadap suamimu neng...
bukankah kita muslimah akhir zaman?
pantaskah kita menuntut lelaki seperti Rasulullah, seperti nabi sulaiman atau Ali bin Abi Thalib mendampingi kita?
cukuplah pria akhir zaman yang mau belajar lebih baik mengenal Tuhannya, mengenal dirinya dan menerima kita apa adanya..tak perlu lelaki bertitel panjang, tak perlu lelaki yang mempunyai aset di banyak tempat, tak perlu lelaki yang mempunyai deposito di banyak bank atau tak perlu lelaki yang membawa kuda besi yang pajaknya saja hitungan puluhan juta...semua itu tak perlu..
bukankah Fatimah menikah dengan Ali penuh kesederhanaan?
Tak cukupkah itu menjadi suri tauladan kita?
yakinlah dia-suamimu- yang kelak akan membawamu ke surgaNya..
emmm bukankah Ridhonya suami adalah surganya istri...ku yakin dirimu sudah tahu itu.
selamat merayakan cintaaa....
selamat merayakan ibadah terpanjang dan terlama
barakallahhu lakum...
semoga menjadi keluarga yang penuh barakah dan melahirkan generasi-generasi rabbani...
doa terbaikku untukmu neng susy.....
LOVE YOU SIST CAUSE ALLAH :)
dari your roomate Salsabilla putri @ bukit diponegoro...
:)
Allah...haruskah ku rasakan ini?
Bismillah..
Lagi-lagi dan lagi...
merasakan hal ini, hal yang meremukkan dada,
membuat hujan lokal di kelopak mata...
pernahkah merasa sedih dengan perubahan seseorang yang pernah dekat dengan kita, pernah mewarnai hari kita,pernah melukis kisah bersama,memecah hari, merangkai mimpi dan mengeja takdir...
jikapun perubahan itu membuat ia lebih baik, aku ikut bahagia dan bersyukur, walau jalan yang kau , kalian pilih berbeda denganku...
tapi jika perubahan itu membuatmu semakin terlihat "menyedihkan", semakin membuat kau jauh dari "mereka", jauh dari Nya, jauh dari syariatNya, jauh dari orang-orang yang senantiasa mengingatNya...bagaimana aku bisa tidak sedih? bagaimana bisa tidak terjadi hujan lokal dikelopak mata ini?
aku tak tahu, lebih tepatnya tak tahu pasti apa yang melatarbelakangimu seperti ini,
mungkinkah ada kontribusiku terhadap perubahan "aneh"mu ini?
Allahu rabbi,,kenapa harus terulang lagi ,mereka orang yang kukasihi, haruskah aku melihat perubahannya?
hiks...
*spichless*
...................
...................
...................
kalau ditanya bagaimana perasaanku saat ini?
sedih kawan, aku kecewa..
entah kecewa pada siapa...entah sedih untuk siapa..
aku sadar, bahwa dunia ini terus berputar, kehidupanpun terus berjalan...
perubahan adalah sebuah keniscayaan seiring dengan berjalannya kehidupan itu,
tapi, ah sudahlah...
itu jalan yang kau pilih...
semoga kau bahagia dan menemukan jati dirimu di jalan itu, sesuai dengan inginmu..
mungkin ini hanya perasaan selintas saja, reflek kaget saja...
biarkan semua berjalan seperti apa adanya,
kau memilih jalan yang kau pilih,
dan aku tetap memilih disini, setia pada jalan yang kuanggap benar..
:( untuk mereka yang pernah mengisi hari bersama, yang pernah bersama-sama mengukir kisah di masjid itu, di kampus itu,di sekolah itu....maaf kalau aku ikut berkontribusi terhadap perubahanmu :(
untuk teteh dan neng Mal..
benar-benar shock dengan perubahan kalian berdua...
mencoba belajar mengerti kalian, tapi aku tak mampu...
mencoba memahami keputusan kalian, tapi sulit untuk memahaminya...
semoga kita bertemu di surgaNya ya sist...
:(
:(
:(
Semarang, Nov 2013
Minggu, 10 November 2013
Muslimah dalam Kehidupan dan Islam
Bismillah...
Perempuan adalah ciptaan Allâh yang
hadir atas nama cinta. Hawa adalah perempuan pertama yang diciptakan
atas dasar cinta Allâh kepada Adam. Dia diciptakan untuk menjadi
pasangan bagi Adam atas kehendak Allâh sendiri kerna manusia itu
diciptakan semuanya berpasangan. Firman Allâh:
“12. dan (Dia lah) Yang menciptakan
sekalian makhluk Yang berbagai jenisnya; dan ia mengadakan bagi kamu
kapal-kapal dan binatang ternak Yang kamu dapat mengenderainya, (QS al-Dhukhan [44]: 12)
Di dalam ayat lain, Allâh berfirman,
“1. Wahai sekalian manusia!
bertaqwalah kepada Tuhan kamu Yang telah menjadikan kamu (bermula) dari
diri Yang satu (Adam), dan Yang menjadikan daripada (Adam) itu
pasangannya (isterinya -Hawa), dan juga yang membiakkan dari keduanya -dzuriat keturunan- lelaki dan perempuan yang ramai, dan bertaqwalah kepada Allâh Yang kamu selalu meminta dengan menyebut-nyebut nama-Nya, serta peliharalah hubungan (silaturrahim) kaum kerabat, kerana sesungguhnya Allâh senantiasa memerhati (mengawas) kamu.” (QS al-Nisâ’[5]: 1)
Dari keturunan Adam dan Hawa lahirlah
anak keturunannya laki-laki dan perempuan yang berkembang biak hingga
saat ini. Dengan berjalannya waktu telah kita saksikan manusia
meletakkan derajat seorang perempuan di tahap yang paling bawah. Anak
perempuan dibunuh, golongan perempuan dijadikan alat pemuas nafsu
laki-laki, perempauan diperlakukan dengan kasar dan hina sehingga Islam
datang yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam
dengan membawa risalah untuk mengangkat derajat perempuan pada
kedudukan yang labih baik dan mulia. Selanjutnya anak keturunan Hawa ini
diangkat menjadi tinggi martabatnya dalam Islam.
Perempuan adalah insan mukalaf sama seperti laki-laki, di tuntut supaya beribadah kepada Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ
bahkan Islam yang indah ini datang mengakui kaum perempuan berhak
mendapat penghargaan sebagai seorang ibu, isteri dan anak perempuan.
Mereka juga bertanggungjawab sepenuhnya atas perilaku di dunia dan di
akhirat, Islam memberikan hak harta untuk membelanjakannya serta
mengurusnya. Berdasarkan prinsip umum, perempuan adalah sama seperti
laki-laki dari segi memikul tuntutan syara’ melainkan apa yang
dikecualikan oleh Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ. Allâh berfirman dalam al-Qur’ân,
“195. Maka Tuhan mereka
memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik
laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari
sebagian yang lain.[1]
Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya,
yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah
akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan
mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai
pahala di sisi Allâh, dan Allâh pada sisi-Nya pahala yang baik.” (QS Ali ‘Imrân[3]:195)
Islam menjunjung
tinggi martabat kaum perempuan yang taat kepada Allâh dan Rasul.
Sepanjang zaman kita lihat srikandi-srikandi Islam begitu teguh
mempertahankan diri dan muru’ah –kehormatan- serta berjuang kerana
Allâh. Walau bagaimanapun memang benar, pernah dikatakan Rasûlullâh
bahwa antara golongan yang paling banyak mamasuki neraka adalah
perempuan. Namun, jangan kita lupakan bahwa kaum perempuan juga mudah
untuk memasuki surga. Bagaimanapun, hari ini banyak kaum perempuan
kurang menyadari kemuliaan kedudukan mereka di sisi agama bahkan
laranagn dan perintah bukanlah untuk menyusahkan mereka tetapi di
situlah letak murninya seorang perempuan.
Telah Nabi tinggalkan kepada kita dua
perkara utama yang kita harus jadikan panduan dalam menyusuri hidup ini
yaitu Kitabullâh dan Sunnahnya. Karena perempuan itu juga adalah manusia
yang diciptakan seperti laki-laki melalui proses dari seorang anak
perempuan kemudian dilamar menjadi seorang isteri setelah itu menjadi
ibu kepada anak-anaknya. Sepanjang proses ini tidak ada sedikit pun
Islam mau mengesampingkan kaum perempuan. Betapa Islam menjaga kaum
perempuan supaya mereka sadar bahwa fitnah juga turut hadir
bersama-samanya supaya mereka sadar terhadap bahaya yang mengancam
dirinya agar selamat dari bahaya ini.
Perempuan Sebagai Anak
Dari Ummu Salamah radhiyallâh ‘anhu, “Aku bertanya kepada Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam, “Mengapa kami kaum perempuan tidak dsebutkan (keutamaannya) dalam al-Qur’ân sebagaimana kaum laki-laki?” Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak
segera menjawab. Namun, pada waktu lain, kulihat beliau berdiri di atas
mimbar. Ketika itu, aku sedang menyisir rambut, aku masuk ke salah satu
kamar di rumahku. Kupasang pendengaranku di dekat atap masjid yang
ketika itu masih terbuat dari pelepah kurma, dan posisinya dekat dengan
mimbar masjid. Aku mendengar Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ
berfirman dalam Kitab-Nya, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
memeluk Islam, laki-laki dan perempuan yang beriman, laki-laki dan
perempuan yang taat (kepada Allâh), laki-laki dan perempuan yang
(berbuat) benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah,
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatan, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut
(nama) Allâh, bagi mereka, Allâh telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar. “(QS al-Ahzab [3]: 35)
Sifat malu adalah karakter yang istimewa
bagi kaum perempuan. Jika mereka kehilangan sifat ini mereka akan
kehilangan semua kecantikan. Tambahan kepada anak gadis yang masih
perawan atau belum nikah. Mereka sedang memikul tanggungjawab dan muru’ah
–kehormatan- kedua ibu bapak walau ke mana pun mereka pergi. Walau apa
pun yang dilakukan pasti akan menjadi perhatian orang sekeliling. Bahkan
mereka juga mudah dijadikan bahan fitnah bagi mereka yang tidak tahu
menjaga harga diri. Hal ini amat ketara dan bisa kita lihat pada anak
gadis pada zaman modern. Kebanyakan mereka telah hilang rasa malu dan
sopan serta kelembutan. Mereka bebas bergaul di kalangan kaum laki-laki
dengan perbuatan yang mengairahkan dan berpakaian yang menampakkan aurat
sehingga nampaklah lekuk-lekuk tubuhnya. Rasûlullâh bersabda,
“Apabila kamu tidak merasa malu maka perbuatlah apa yang kamu kehendaki” (HR. Bukhari)
Di zaman Khalifah Umar bin al-Khaththab radhiyallâhu ‘anhu,
beliau telah melihat perubahan-perubahan keadaan kaum perempuan di
zamannya (wujudnya penggunaan wangi-wangian dan alat solek) lalu beliau
melarang perempuan yang biasa ke masjid mengerjakan shalat dan tiada
seorang sahabat pun yang menentangi perintah Umar radhiyallâhu ‘anhu ini. Bahkan beberapa perempuan telah mengadu kepada Aisyah radhiyallâhu ‘anha di mana beliau juga bersepakat dengan Umar radhiyallâhu ‘anhu dan berkata, “Sekiranya Rasûlullâh melihat keadaan yang boleh disaksikan wujud di kalangan perempuan pada masa ini Baginda juga melarang mereka dari masuk masjid.” Sebagai seorang anak perempuan bahkan jika sudah bergelar isteri dan ibu, wajib atas mereka memelihara muru’ah diri dan menutup aurat, sebagaimana Allâh tegaskan,
“59. Hai nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[2]
ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Ahzab[33]: 59)
Sayyidah ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anha meriwayatkan, Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau. Hendaklah engkau senantiasa mengingat wasiatku ini. Sesungguhnya engkau akan senantiasa di dalam kebajikan selama engkau mengingat wasiatku ini…”
Intisari wasiat Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam tersebut dirumuskan sebagai berikut, “Hai, Aisyah, peliharalah dirimu. Ketahuilah bahwa sebagian besar dari pada kaum-mu (kaum perempuan) adalah menjadi kayu api di dalam neraka”.
Diantara sebab-sebabnya ialah mereka itu :
- Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan (kesusahan), tidak sabar apabila ditimpa musibah.
- Tidak memuji Allâh Ta’âlâ atas kemurahan-Nya, apabila dikaruniakankan nikmat dan rahmat tidak bersyukur.
- Mengkufurkan nikmat dan menganggap nikmat bukan dari Allâh.
- Banyak bicara yang tidak bermanfaat dan sia-sia.
Dari Ummu Salamah radhiyallâhu ‘anha, pada suatu malam, Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bangun tidur lalu berkata, “Tiada Tuhan selain Allâh. Fitnah apa yang diturunkan pada malam ini? Siapakah
orang yang telah membangunkan para penghuni kamar? Berapa banyak
perempuan berpakaian di dunia tetapi telanjang kelak di hari akhirat?” (HR Al-Bukhari).
Apabila mereka telah menjaga muru’ah
diri maka mereka telah meringankan beban kedua orang tua mereka. Bahkan
mereka juga dapat menghindarkan diri daripada gejala sosial dan
maksiat. Sebagaimana yang dapat dilihat hari ini pebagai kasus yang
keluar di koran seperti pembuangan bayi, zina, dan rogol, itu semua
adalah puncak dari keruntuhan akhlaq yang leluasa di kalangan anak
remaja pada masa kini. Siapakah yang harus dipersalahkan? Apakah
kurangnya penghayatan kepada hadits Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من البتلى بشيء من البنات فصبر عليهن كن له حجابا من النار
“Siapa yang diberikan rezeki
anak-anak perempuan, kemudian ia bersabar dalam memperlakukan mereka
niscaya mereka menjadi penghalang baginya dari api neraka.”
Bahkan ia akan masuk surga bersama Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam jika ia bersabar hingga anak-anaknya itu dewasa. Sesuai dengan sabda Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
من عال جاريتين حتى يدركا دخلت أناو هو الجنة كهاتين
“Siapa yang menanggung kehidupan dua anak perempuannya hingga dewasa, niscaya saya dan dia masuk surga seperti kedua hal ini dan Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, memberi isyarat dengan dua jari beliau.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
Pesan lain yang disampaikan Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam
ialah taat kepada kedua ibu bapak. Bahkan jika terdengar panggilan
antara ibu dan bapak, maka anak harus segera menyahut panggilan ibunya
terlebih dahulu, kemudian bapaknya. Ibu sebagai perempuan banyak
berkorban demi kebahagiaan anak-anaknya dan suami tercinta. Sesungguhnya
surga bagi seorang anak di bawah telapak kaki ibu,
الجنة تحت أقدام الأمهات
Lafazh ini adalah lafazh masyhur dan
tidak didapati dalam sumber-sumber utama hadits. Tetapi maknanya
bertepatan dengan satu hadits lain yaitu “Seorang laki-laki yang mau
berperang, dan bertemu Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam meminta pandangannya. Baginda bertanya, “Adakah kamu mempunyai ibu?” Jawabnya, “Ya”. Kata Nabi, “Lazimilah dia, karena surga di bawah kakinya”. (Direkod oleh Ahmad dalam Musnad dan Nasâ’i. Sanadnya dinilai shahih oleh Hakim).
Perempuan Sebagai Istri
Agama Islam tidak menganggap perkawinan
itu hanya untuk memenuhi tuntutan hawa nafsu saja. Setiap pasangan harus
memikirkan tanggungjawab mereka bukan saja sekadar suami isteri bahkan
sebagai ibu dan bapak. Perempuan adalah perisai dalam rumah tangga
kerana memikul tanggungjawab yang sangat besar. Perempuan itu bukanlah
barang mainan kaum laki-laki tetapi mereka adalah ciptaan yang mempunyai
moral dan rohani yang diamanahkan kepada kaum laki-laki melalui
perjanjian luhur (melalui ikatan perkawinan yang sah) di mana Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ adalah sebagai saksi untuknya.
“21. Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS al-Rûm[30]: 21).
“72. Allâh menjadikan bagi kamu
isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari
isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezqi
dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil
dan mengingkari nikmat Allah?”(QS al-Nahl [16]: 72).
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam
bersabda, bahawa kesopanan dan malu itu sebagian dari iman, oleh karena
itu gambaran rumah di mana isteri tidak mempunyai sifat malu dn
kesopanan adalah satu yang amat malang sekali. Ia seperti bencana pada
kehidupan laki-laki.
“26. Perempuan-perempuan yang keji
adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
perempuan-perempuan yang keji (pula), dan perempuan-perempuan yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk
perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih
dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka
ampunan dan rezqi yang mulia (surga).”[3] (QS al-Nûr [24]: 26)
Hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjelaskan beberapa kriteria yang ditetapkan dalam Islam dalam memilih calon isteri. Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تنكح المرأة لأربع : لمالها ولنسابها ولجمالها ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Perempuan dinikahi karena
empat hal yaitu karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Maka
pilihlah perempuan yang beragama, engkau akan beruntung.”
Seterusnya baginda shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تنكح المرأة لجمالها فلعل جمالها يرديها ولا لمالها فلعل مالها يطغيها وانكح المرأة لدينها
“Janganlah menikahi perempuan hanya
karena kecantikannya, barangkali kecantikannya itu akan mencelakakannya
dan jangan hanya karena hartanya, barangkali hartanya membuat dirinya
melampaui batas dan nikahilah perempuan karena agamanya.” (HR. Ibnu Majah).
Islam mengkehendaki agar para perempuan
menjadi isteri yang sentiasa bersyukur dan merasa cukup dengan pemberian
Allâh dan keberadaan suaminya. Bersyukurlah dengan rezeqi, kesenangan
bahkan ketika mendapat musibah pun harus bersyukur karena itu adalah
pemberian dari Allâh. Pemberian Allâh itu bukanlah untuk membebankan
hamba-Nya tetapi untuk mendidik mereka menjalani kehidupan ini dengan
lebih baik. Allâh Ta’âlâ berfirman,
“236. Tidak ada kewajiban membayar
(mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum kamu
bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya dan
hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang
yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut
kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut yang demikian
itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS al-Baqarah [2]: 236)
Pernikahan yang sukses adalah pernikahan
yang didasarkan pada ketenangan dan kedamaian jiwa yang ada pada diri
kedua pasangan secara bersamaan. Dalam hal ini Imam Ali radhiyallâhu ‘anhu pernah mengungkapkan, “Tidak
ada keberuntungan yang lebih baik yang dirasakan seorang suami kecuali
isteri shalihah. Apabila ditatapnya, ia menyenangkannya. Jika suami
tidak sedang berada di sisinya, ia mampu menjaga diri dan hartanya.” Resapilah sabda Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
أعظم النساء بركة أيسرهن مؤنة
“Perempuan yang paling banyak berkahnya ialah yang paling mudah beban hidupya.”(HR. Imam Ahmad di dalam al-Musnad, al-Hakim di dalam al-Mustadrak dan al-Baihaqî di dalam Syu’aib al-Imâm)
Istri yang ideal ialah istri yang
penyayang, pengasih, rendah hati, menjaga kehormatan dan memiliki
kecantikan. Cinta antara suami dan isteri tidak hanya sementara dan
tidak bekerja untuk tujuan lemah, tetapi cinta tersebut merupakan
kecintaan hati yang suci dan jiwa yang hidup. Cinta maknanya adalah
pemberian, hasilnya adalah keindahan dan kegembiraan. Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
حبب إليّ من دنياكم ثلاث : النساء والطيب وجعلت قرة عيني في الصلاة
“Ada tiga perkara dari dunia kalian
yang membuatku menyukainya yaitu perempuan, minyak wangi dan dijadikan
penyejuk mataku di dalam shalat.” (HR al-Nasâ’i di dalam Shahihnya dan al-Hakim di dalam al-Mustadrak).
Seorang istri dalam hidupnya bisa
menjadi neraka dan surga bagi suaminya. Kedua pihak harus berusaha
dalam mengatasi pelbagai masalah yang timbul sehingga setan tidak bisa
menghasut berduanya. Maka hendaklah pasangan ini senantiasa berbuat
kebaikan dan ketaqwaan kepada Allâh dan ia adalah sebaik-baik bekal dan
amalan.
“34. Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allâh telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allâh lagi
memelihara diri[4] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).[5] Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan nusyuznya[6].
Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[7]. Sesungguhnya Allâh Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS al-Nisâ’[4]: 34)
Rasûlullâh pernah ditanya, “Siapakah perempuan yang terbaik?” Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yaitu
perempuan yang menyenangkan tatkala dilihat, taat tatkala diperintah,
dan tidak menyimpang pada dirinya sendiri dan hartanya dengan melakukan
sesuatu yang tidak disukai.” (HR Abû Daud dan al-Nasâ’i dengan sanad yang hasan)
Perempuan Sebagai Ibu
Setelah melalui proses sebagai seorang
anak dan isteri, telah menjadi impian semua kaum perempuan untuk menjadi
ibu bagi anak-anaknya. Bahkan Islam turut meninggikan martabat ibu yang
sungguh mulia. Islam amat memuliakan ibu dan kemuliaan ibu menduduki
tempat ke-dua selepas mentaati Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ. Justru, Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ
telah mewajibkan anak-anak memuliakan dan menghormati ibu sekalipun
berlainan pegangan agama. Adalah satu kenyataan bahwa ibu mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dibanding bapak. Berdasarkan sifat dan
naluri keibuan, maka tidak heran anak-anak lebih mengasihi, dan
mengingat serta sering menyebut nama ibu dibanding bapak. Jika sakit,
kita lebih suka ibu yang jaga. Kalau hendak makan, kita lebih suka ibu
yang masak dan menyuapi. Kalau ingin tidur, kita mau ibu yang tidurkan.
Kalau ingin nikah, ibu juga yang kita risaukan. Sehingga saat menghadapi
kematian pun, kita akan menyebut nama ibu.
Kuatnya ingatan anak-anak
kepada ibu ialah karena ibulah yang mengandung kita, ibu yang
menyusui kita, ibu yang menyuapi kita makan dan minum, ibu yang mendodoi
dan menidurkan kita, ibu yang membersihkan najis dan segala kotoran di
badan kita. Oleh karena itu, wajarlah Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ memuliakan ibu sesuai dengan pengorbanannya. Firman Allâh dalam al-Qur’ânul Karîm,
“14. Dan kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun[8]. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman [31]: 14).
Pengorbanan yang dilakukan oleh seorang
ibu tidak dapat dibandingkan dengan apa pun di dunia ini. Malahan ibu
akan lebih diutamakan daripada bapak. Sabda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dari Abû Hurairah, dia berkata, telah datang kepada Rasûlullâh, seorang laki-laki lalu bertanya, “Wahai Rasûlullâh, siapakah yang lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?” Beliau menjawab, “Ibumu” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Bapakmu”. (HR Muslim).
Ibu adalah orang yang paling berhak
menerima kebaikan yang berupa kasih sayang dan penghargaan dari pada
anak-anaknya yaitu sebanyak tiga kali jika dibandingkan yang berhak
diterima oleh seorang bapak daripada anak-anaknya. Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam
menyebut perkataan ibu sebanyak tiga kali, sedangkan bapak hanya sekali
saja yaitu pada kali yang ke empat. Andai berlaku pertimbangan
keperluan antara bapak dan ibu dalam mendapat khidmat anaknya, maka
ibulah yang lebih berhak diutamakan.
Putri Rasûlullâh, Fathimah al-Zahra yang
dicintai baginda merupakan antara contoh srikandi yang di asuh Nabi
menjadi perempuan terunggul. Baginda Rasâlullâh telah banyak
meninggalkan pesanan, nasihat dan aturan untuk Fathimah al-Zahra. Perlu
di ingatkan di sini bahwa, apa saja yang ditinggalkan kepada Fathimah
adalah ditinggalkan juga pesan itu terhadap perempuan Muslimah umumnya.
Ibu yang mengandung diberikan ganjaran yang besar oleh Allâh.
Sabda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam ketika meningalkan pesan terhadap putrinya, “Wahai
Fathimah! Disaat seorang perempuan mengandung, maka malaikat memohonkan
ampunan baginya, dan Allâh tetapkan baginya setiap hari seribu
kebaikan, serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang perempuan
merasa sakit akan melahirkan, maka Allâh tetapkan pahala baginya sama
dengan pahala para pejuang Allâh. Disaat seorang perempuan melahirkan
kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan
dari kandungan ibunya. Disaat seorang perempuan meninggal karena
melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur
akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga.
Allâh memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang
yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan
ampunan baginya hingga hari kiamat.”
Besarnya pengorbanan seorang
ibu bernama Siti Hajar yang penuh sabar berulang-alik antara Bukit
Shafa dan Marwah untuk mencari air menghilangkan dahaga anaknya, Nabi
Ismail telah diberi penghargaan Allâh. Peristiwa itu telah disyariatkan
yaitu sa’i dan diberi penghargaan sebagai salah satu daripada rukun Islam yang kelima. Ibu dalam al-Qur’ân cukup dimuliakan.
Contohnya dalam surat al-Qashash ayat 13 Allâh berfirman yang bermaksud, “Maka Kami kembalikannya (Musa) kepangkuan ibunya supaya menyenangkan hatinya dan tidak berduka.”
Ibu Nabi Musa telah melahirkan anaknya dengan susah payah tetapi
kekejaman Firaun memisahkan mereka. Namun alangkah besarnya rahmat Tuhan
terhadap ibu karena selepas menghadapi halangan dapatlah dia hidup
lebih bahagia dengan menyusukan sendiri anaknya dan mengasuh sehingga
besar dengan perbelanjaan dari istana. Sebab dengan menjadi pengasuh dan
menyusukan anak raja (Musa) itu, ibu Musa sekeluarga telah dihormati
oleh seluruh penduduk negara.
Peranan seorang ibu sangat besar dalam
mendidik anak-anaknya supaya menjadi insan yang cemerlang di dunia
lebih-lebih lagi di akhirat. Kasih sayang seorang ibu yang bijaksana
terhadap anaknya mampu menyebabkan masuk surga serta menyelamatkannya
dari api neraka. Dari Aisyah radhiyallâhu ‘anha berkata, “Seorang
perempuan miskin beserta kedua anak perempuannya datang kepada aku
kemudian aku berikan kepada perempuan itu tiga buah kurma, lalu
perempuan itu memberikan kepada tiap anaknya sebuah kurma, dan ia hendak
memakan yang satunya itu, namun ternyta kedua anaknya meminta lagi,
maka perempuan itu pun membelah kurma yang ingin ia makan tadi, menjadi
dua. Sungguh keadaan ini membuatku kagum sehingga aku melaporkan apa
yang telah dilakukannya itu pada Rasûlullâh, lalu beliau bersabda, ”Sesungguhnya
Allâh telah mewajibkan kepadanya berkat (cintanya) kepada kedua anaknya
itu surga, atau akan membebaskan dari neraka dengan sebab keduanya.”
Ini juga adalah seruan untuk membuka pintu harapan di hadapan ibu-ibu
sekalian yang telah banyak mengalami frustasi karena banyaknya
kedurhakaan dan pengingkaran dari anak-anaknya setelah mencapai usia
baligh.
Sesungguhnya dalam mendidik
anak-anak, kesabaran yang tinggi perlu ada dalam diri ibu. Tugas
mendidik adalah suatu amanah yang berat yang harus dipikul oleh seorang
ibu dan ayah namun kerana ibu mempunyai luang masa yang lebih panjang
dengan anak-anak berbanding ayah maka tugas mendidik anak jatuh kepada
seorang ibu. Harus di ingatkan kepada para kaum ibu bahwasanya kasih
sayang terhadap anak-anak tidak terbatas hanya pada memberi makan
mereka, mengenyangkan mereka, dan memenuhi kebutuhan dunia mereka saja.
Akan tetapi lebih dari itu dengan mendidik dan mengajari mereka
ilmu-ilmu agama dan membiasakan mereka dengan akhlaq yang mulia sejak
masih kecil.
Karena barangsiapa yang terbiasa ketika
masa kecilnya dengan kebaikan maka ia akan menuai pada masa tuanya
kebaikan itu, dan barangsiapa yang masa tuanya terbiasa dengan kebaikan,
maka ia akan mati dalam kebaikan itu, dan barangsiapa yang mati dengan
penuh kebaikan maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan
kebaikan tersebut, dan begitu juga sebaliknya. Ketahui juga bahwa
sesungguhnya sebagian besar kedurhakaan seorang anak terhadap orang
tuanya adalah buntut dari jeleknya pendidikan yang dia berikan
padanya,serta kurangnya perhatian dan hilangnya keteladanan yang baik
dari orang tuannya.
Oleh kerena itu, maka para ibu rawatlah
anak-anakmu dan ajarin mereka dengan adab atau perilaku yang islami, dan
berikanlah ilmu pada mereka pengetahuan tentang Allâh sebagaimana para
ibu memberi makan dan minum kepada anak-anaknya. Insy Allâh para ibu
akan mendapat pahala yang besar dari sisi Allâh.
__**__
Wanita adalah penentu kualitas suatu bangsa dan umat,
melalui tangan-tangan wanita hebatlah lahir generasi-generasi hebat yang mampu merubah dunia
melalui doa-doa wanita hebatlah terbentuk kepribadian qur'ani
melalui kesabaran dan kasih sayang wanita lah tercipta sosok-sosok yang memiliki hati nurani...
wanita adalah ujung tombak keberhasilan,
Dibalik lelaki hebat akan selalu ada wanita hebat..
untuk menjadi wanita hebat maka dibutuhkan ilmu yang mumpuni...
so, be a better muslimah...
:)
Muslimah, berkarirlah di rumah...
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu. Dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang orang jahiliah yang
dahulu.....(QS:Al-Ahzab:33).
Wanita pemimpin atas rumah suaminya dan atas anak anaknya (Muttafaqalaih).
Ayat dan hadits ini jelas sekali bahwa rumah adalah tempat yang terhormat bagi wanita. Karena dari rumahlah generasi-generasi Islam akan dibangun. Kokohnya suatu bangsa tergantung kokohnya keluarga. Maka tak sepantasnya rasa malu dan minder menghinggapi para ibu rumah tangga karena Allah telah menjamin pahala yang besar untuk mengganti kelelahannya.
Rasulullah SAW berkata pada anandanya untuk menghiburnya ketika melihat Fatimah bersedih dan hendak meminta pembantu untuk meringankan pekerjaan rumah tangganya. Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki di tuliskannya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh-Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.
Perintah dari Dzat Yang Maha Hikmah
Wahai saudariku muslimah, renungkanlah firman dari Rabbmu berikut ini. Rabb yang telah menciptakanmu, yang paling tahu tentang kemaslahatan bagimu. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa makna dari ayat {وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ} yaitu menetaplah kalian di rumah kalian sebab hal itu lebih selamat dan lebih memelihara diri kalian. Sedangkan makna ayat { وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى } yaitu janganlah banyak keluar dengan bersolek atau memakai parfum sebagaimana kebiasaan orang-orang jahiliyah sebelum Islam yang tidak memiliki ilmu dan agama. Perintah tersebut bertujuan untuk mencegah munculnya kejahatan dan sebab-sebabnya. (Lihat Taisir Al Karimirrahman surat Al Ahzab 33).
Wanita pemimpin atas rumah suaminya dan atas anak anaknya (Muttafaqalaih).
Ayat dan hadits ini jelas sekali bahwa rumah adalah tempat yang terhormat bagi wanita. Karena dari rumahlah generasi-generasi Islam akan dibangun. Kokohnya suatu bangsa tergantung kokohnya keluarga. Maka tak sepantasnya rasa malu dan minder menghinggapi para ibu rumah tangga karena Allah telah menjamin pahala yang besar untuk mengganti kelelahannya.
Rasulullah SAW berkata pada anandanya untuk menghiburnya ketika melihat Fatimah bersedih dan hendak meminta pembantu untuk meringankan pekerjaan rumah tangganya. Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki di tuliskannya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh-Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.
Perintah dari Dzat Yang Maha Hikmah
Wahai saudariku muslimah, renungkanlah firman dari Rabbmu berikut ini. Rabb yang telah menciptakanmu, yang paling tahu tentang kemaslahatan bagimu. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa makna dari ayat {وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ} yaitu menetaplah kalian di rumah kalian sebab hal itu lebih selamat dan lebih memelihara diri kalian. Sedangkan makna ayat { وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى } yaitu janganlah banyak keluar dengan bersolek atau memakai parfum sebagaimana kebiasaan orang-orang jahiliyah sebelum Islam yang tidak memiliki ilmu dan agama. Perintah tersebut bertujuan untuk mencegah munculnya kejahatan dan sebab-sebabnya. (Lihat Taisir Al Karimirrahman surat Al Ahzab 33).
Langganan:
Postingan (Atom)